Intonasi Dalam Tata Bahasa Indonesia – Pada kesempatan kali ini, topik yang akan kita bahas yaitu Intonasi. Adapun pokok bahasannya terdiri dari pengertian intonasi, macam-macam intonasi dan peranan intonasi.
Yuk! langsung aja kita simak penjelasan berikut.
Pengertian Intonasi
- Tekanan dinamik, yaitu tekanan keras dan lembut.
- Nada, yaitu tinggi rendahnya suara.
- Tempo, yaitu cepat lambatnya pengucapan.
- Perhentian – perhentian.
Macam-macam Intonasi
Tekanan Dinamik
Tekanan keras lembut dalam pengucapan disebut tekanan dinamik. Sebenarnya tekanan dinamik itu tekanan suku kata yang dapat membedakan arti. Tekanan suku kata ini disebut tekanan dinamik silabis.
Dalam bahasa Indonesia tekanan dinamik terdapat pada sepatah kata, atau juuga pada suku kata. Tekanan dinamik tersebut tidak berfungsi membedakan arti. Melainkan hanya berfungsi pementing, pada kata yang dipentingkan akan diberikan tekanan yang kuat.
Misalnya:
Dian mengirim surat kemari. (bukan erna)
Dian mengirim surat kemarin. (bukan sekarang)
Sedangkan tekanan suku kata Bahasa Indonesia umumnya pada suku penultima (suku kedua dari belakang).
Tembak keadilan
Tetapi jika kata dasarnya bersuku tunggal, tekananya sering kali jatuh pada suku akhir.
Cat dicat
Tekanan Nada
Nada artinya tinggi rendahnya suara. Nada ini dibedakan menjadi empat macam yang ditandai dengan angka-angka arab, seperti:
angka 1 = nada rendah
angka 2 = nada normal
angka 3 = nada tinggi
angka 4 = nada sangat tinggi
Bila dalam keadaan sedih orang akan menggunakan nada rendah, sebaliknya dalam suasana riang sering menggunakan nada tinggi. Sementara itu dari nada dapat kita ketahui bahwa orang tersebut bermaksud memberitahu, bertanya, atau menyuruh.
Misalnya:
2 2-1
Per gi ( memberi tahu )
2 3-2
Per gi? ( bertanya )
3 4-3 ( menyuruh )
Per gi!
Tempo
Tempo adalah cepat lambatnya suara dalam percakapan. Tempo ini pun digunakan sesui dengan suasanaya.
Orang yang riang selain berbicara dengan nada tinggi, tekanan keras juga disertai tempo percakapan yang cepat. Sedangkan orang tua sedang memeberi nasihat hanya menggunakan nada rendah, tekanan dinamik lembut, dan tempo yang lambat.
Dengan demikian jelaslah bahwa tekanan dinamik, nada dan tempo yang selalu digunakan bersama-sama dalam melagukan percakapan.
Perhentian
Dalam berbicara pembicaraaan kita selalu dipotong-potong oleh perhentian-perhentian. Ada dua macam perhentian yaitu perhentian antara dan perhentian akhir.
Perhentian Antara
Letak perhentian antara terlatak ditengah kalimat. Ia menjadi antara yang memisahkan bagian-bagian kalimat dan kelompok-kelompok kata dalam kalimat. Perhentian ini hanya sejenak serta menunjukan bahwa percakapan belum selesai dan masih akan dilanjutkan.
Perhentian antara ada yang dilambangkan dengan tanda koma ( , ) ada juga yang tanpa tanda yaitu jika menunjukan jeda.
Misalnya:
Teguh membeli kertas, /tinta, dan /fulpen.
Tuti yang rajin itu / sangat sayang terhadap adiknya.
Jeda atau sendi sebagai perhatian antara berfungsi memisahkan bagian-bagian kalimat atau frase. Jika letak jeda ini bergeser atau dipindahkan dapat menimbulkan perubahan arti kalimat.
Kata adik /ibu guru itu bijaksana sekali.
Kata adik ibu /guru itu bijaksana sekali.
Perhentian Akhir
Letak perhentian akhir ini terletak pada akhir kalimat, yaitu jika percakapanya telah menunjukan kebulatan arti. Perhentian akhir ini dilambangkan dengan tanda titik ( . ) atau titik koma ( ; ).
Peranan Intonasi
Intonasi meliputi unsur-unsur dinamik, nada, tempo, dan perhentian. Karena itu peranan intonasi ini pun meliputi peranan unsur-unsur tersebut. Adapun peranannya adalah;
- Menunjukan kata-kata yang dipentingan;
- Memberikan cermin situasi perasaan pembicara;
- Memudahkan pengenalan terhadap frase ataupun kalimat;
- Memudahkan penangkapan maksud memberitahu, bertanya, ataupun menyuruh;
- Menunjukan bagian subyek, ataukah predikat dalam suatu kalimat.
Menunjukan bagian sobyek, ataukah predikat dalam suatu kalimat.
Demikianlah pejelasan mengenai Intonasi dalam Tata Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.
Baca juga: