Pemerintah Tetap Tak Berikan Insentif untuk Hybrid, Pengamat Sebut Ada Potensi Terlewat

edmodo.co.id – Keputusan pemerintah untuk tidak memberikan insentif bagi mobil hybrid atau Hybrid Electric Vehicle (HEV) mendapat sorotan dari berbagai kalangan, termasuk pengamat otomotif.

Kebijakan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menegaskan bahwa tidak ada rencana perubahan atau penambahan kebijakan terkait sektor otomotif pada tahun ini.

Tanggapan Pengamat Sebuat Ada Potensi Terlewat

Pemerintah Tetap Tak Berikan Insentif untuk Hybrid, Pengamat Sebut Ada Potensi Terlewat.png

Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Budi Santoso, mengungkapkan bahwa keputusan pemerintah bisa dimaklumi jika tujuannya memang untuk mendorong penjualan mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV).

Namun, Budi juga menyoroti adanya potensi terlewat dalam kebijakan ini. Menurutnya, insentif untuk mobil hybrid sebenarnya memiliki kontribusi signifikan dalam pengurangan emisi dan bisa menjadi jembatan menuju adopsi kendaraan listrik penuh di Indonesia.

Penurunan Signifikan Pada Penjualan Mobil Baru

Pemerintah Tetap Tak Berikan Insentif untuk Hybrid

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan mobil baru mengalami penurunan signifikan. Pada semester pertama 2024, total distribusi baru dari pabrik ke diler (wholesales) mencapai 408.012 unit, turun 19,4% dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri, terutama mengingat target penjualan 1 juta unit yang diprediksi akan sulit tercapai.

“Dengan kondisi kapasitas industri yang underutilized, atau tidak dimanfaatkan secara optimal, sebenarnya ada ruang bagi pemerintah untuk mempertimbangkan pemberian insentif. Hal ini bisa mendorong pertumbuhan penjualan yang saat ini tertekan,” ungkap Budi.

Penjualan ritel pun menunjukkan tren serupa. Penurunan sebesar 14 persen tercatat dari 502.533 unit pada tahun 2023 menjadi 431.987 unit pada periode yang sama tahun ini.

Selama enam bulan pertama 2024, sebanyak 25.791 unit telah terdistribusi, naik 49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kini menguasai 68% pasar mobil listrik di Indonesia, menunjukkan bahwa meskipun tidak secepat pertumbuhan mobil listrik penuh, hybrid tetap menjadi pilihan yang diminati konsumen.